8 jam terjemah al quran

8 jam terjemah al quran
MELAYANI COD (Cash On Delivery) Khusus Area JABODETABEK
riauterkini.com: metode granada Patahkan Mitos Belajar terjemah al quran Susah


Selama ini belajar terjemah al quran dianggap sulit, namun mitos itu terpatahkan oleh peserta pelatihan metode granada Ternyata tak sesulit yang dibayangkan.


Riauterkini-PEKANBARU- Sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan metode granada sistem 4 langkah 8 jam bisa terjemah al quran yang digelar di Hotel Sahid Pekanbaru dari Sabtu (31/5) hingga Ahad (1/6). Pelatihan ini merupakan angkatan I untuk wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), bahkan Sumatera. Bisa disebut, peserta angkatan I merupakan saksi terpatahkannya mitos belajar terjemah al quran susah untuk wilayah Sumatera.

Para peserta tak sekedar berasal dari Pekanbaru, namun berasal dari hampir seluruh kabupaten di Riau, seperti Kampar, Pelalawan, Bengkalis, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir (Inhil). Selama dua hari mereka mengikuti setiap tahapan pelatihan selama sekitar 6 jam dalam sehari.



Berbeda dengan pelatihan pada umumnya yang kerap diliputi kebosanan, sehingga banyak peserta yang tak mengikuti secara penuh, untuk pelatihan metode granada seluruh peserta antusias sepanjang pelaksanaan pelatihan. Rasa penasaran dan keinginan untuk bisa terjemah al quran menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus bersemangat. Selain itu, metode penyampaian yang menarik intrukstur Solihin Bunyamin Ahmad, seorang ustadz dari Jakarta sekaligus penemu metode granada juga membuat peserta tak bosan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (1/6) rangkaian pelatihan dinyatakan usai dan langsung ditutup oleh Direktur granada wilayah Riau dan Kepri Lahmuddin Rambe. Dalam pidato sambutannya, Lahmuddin mengharapkan para peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalannya terhadap al quran "Selain itu, saya juga berharap para peserta pelatihan angkatan pertama ini bersedia menularkan ilmunya kepada masyarakat," harapnya.

Perasaan puas dilontarkan para peserta usai mengikuti pelatihan. Muhammad Zainuri yang datang jauh-jauh dari Tembilahan, Inhil misalnya secara terus terang puas. "Saya bersyukur bisa ikut pelatihan penting ini dan akhirnya bisa mulai terjemah al quran Padahal selama ini saya juga beranggapan belajar terjemah al quran itu sangat sulit," paparnya kepada riauterkini.

Ungkapan serupa juga disampaikan peserta dari Bangkinang, Kampar Basri Rasyid. "Metode ini sangat penting bagi meningkatkan pemahaman umat terhadap al quran Selama ini belajar terjemah al quran itu sulit, ternyata mudah dan tak perlu waktu lama," tukasnya.

Sementara itu sang penemu Metode Granada, Solihin Bunyamin Ahmad mengatakan, kunci keberhasilan metodenya memudahkan belajar terjemah al quran terletak pada peringkatan dua disiplin ilmu alat pemahaman al quran, yakni Nahwu(tata bahasa arab) danShorob(ilmu perubahan kalimat. Dua disiplin ilmu yang terdiri dari beberapa kitab tebal itu diringkas menjadi hanya satu lembar.

"Lazimnya untuk belajar kedua ilmu itu diperlukan waktu bertahun-tahun, seperti yang dialami para santri di Pesantren, tetapi dengan metode ini kita ringkas jadi hanya satu lembar," ujarnya kepada riauterkini.

Selain itu, empat tahap yang juga menjadi kunci kesuksesan adalah, pertama menguasai komponen kalimat bahasa arab, kedua menguasai kata-kata tak berubah, ketiga menguasai rumus granada (ringkasan ilmu Nahwu dan Shorob, dan keempat lahitan yang kontinyu.

Lebih lanjut Solihin menceritakan, bahwa metode ini ia temukan pada 1999 lalu. Kemudian dipatenkan pada 2000 dan baru dilounching pada 2007 silam. "Sejak saya temukan sampai sekarang sudah, sekitar 6000 orang yang berhasil bisa terjemah al quran dengan cepat melalui metode ini," pungkasnya.***(mad)

www.riauterkini.com